Tabungan Untuk Umi Dan Abi Karya Deuis Pebria

Info Populer 2022

Tabungan Untuk Umi Dan Abi Karya Deuis Pebria

Tabungan Untuk Umi Dan Abi  Karya Deuis Pebria
Tabungan Untuk Umi Dan Abi  Karya Deuis Pebria
TABUNGAN UNTUK UMI DAN ABI
Karya Deuis Pebria

Cerpen Islami

Dering bunyi Alarm jam kecil kesayangan, membangunkanku dari lelapnya tidur, telingaku tak berpengaruh menahan ocehan Alarm yang semakin usang semakin rewel. Ku matikan saja Alarmnya sambil menengok ke arah jarum jam. “ hoaaam... Ternyata masih jam 5 “ ucapku pelan kemudian ke pejamkan mata ini kembali dan tertidur. Tidak usang kemudian, terdengar bunyi Umi Memanggilku “ Nisa ayoo bangun sholat shubuh sayang” ya namaku yaitu Afnan Nisa Faizah semua temanku biasa Memanggilku Nisa termasuk kedua orangtuaku. Umi dan Abi tidak sembarang memperlihatkan nama itu padaku, semua namaku ada arti yang sangat baik.Afnan itu artinya pohon yang berbuah, Nisa berarti anak perempuan, dan Faizah artinya kemenangan. Kalau ketiga nama itu digabung mempunyai arti “ anak wanita yang mendapat kemenangan dan banyak memperlihatkan manfaat menyerupai pohon yang berbuah. 

Umi terus saja memanggil-manggil tapi saya tetap saja tidur dan menghiraukannya, hingga bunyi Umi tak terdengar lagi. 

Ku nikmati mimpi bersama seorang pria yang sangat tampan ia mengajakku ke sebuah taman yang sangat indah, ia memetikkanku sekuntum bunga mawar merah dan memasangnya di telingaku “ kau bagus sekali” pujinya saya pun tersipu aib mendengar pujiannya itu. Lalu ia menghilang, saya mencari-cari tapi tak ada satupun jejak yang bisa saya temukan “ kemana dia?” ucapku penuh dengan kegelisahan. Tiba-tiba pria yang sangat angker tiba menghampiriku dan mengajakku pergi. saya melepaskan tangannya yang menggenggam erat tanganku, saya berlari dan ia terus mengejarku

“ Nisa mau kemana ayooo pergi bersamaku” ucapnya sambil terengah-engah mengejarku. 

Aku berlari terbirit-birit dan ketakutan “ Toloooong.... Toloooong” teriakku kencang sekali tapi tak ada satu orang pun yang mendengar. Tiba-tiba pria itu ada dihadapanku 

“ Mau kemana kau Nisa ha..ha..ha” ucapnya angker sekali sambil mengeluarkan senjata tajam dan akan menusukku “ aaaaaa........” Teriakku ketakutan. Lalu saya terbangun “ Alhamdulilah .... Ternyata hanya mimpi” sambil mengelus dada hatiku merasa hening ternyata itu semua hanyalah mimpi belaka. Tapi bayangan pria itu menyerupai faktual ada dihadapanku, sambil membawa pisau tajam. 
“ Jangan... Jangan bunuh aku” ucapku ketakutan sambil ku peluk guling untuk melindungi wajahku. Dia semakin dekat.. Dan “ nisaaaa ayooo bangun sayang sudah siang, nanti terlambat sekolah” hah ternyata itu umi, ilusiku semakin tidak karuan saja. “ umiiiiiii.... “ ku peluk umi sambil Terisak-isak.
“ Kenapa kau sayang” tanya umi lembut.
“ Aku bermimpi jelek umi, ada yang ingin membunuhku” ku semakin tak berpengaruh menahan tangis.
“ Itu hanya mimpi nisa, sebaiknya daripada kau berilusi tidak jelas, segera berkemas-kemas lihat jamnya” sambil mengambil jam kecil Kesayanganku.
“ Astagfirulloh.. Sudah jam enam lewat lima belas menit, bagaimana ini saya belum sholat shubuh lagi” saya pun kebingungan. 
“ Umi kan sudah bangunkan dari tadi shubuh, tapi telingamu ini tak mendengar” sambil menjewer telingaku
“ Maaf umi.. “ sesalku sambil ku pegang telingaku yang mulai memerah tanggapan jewerannya umi
“ Kalau sudah terlambat menyerupai ini, siapa yang akan kau salahkan, masa kau salahkan umi nanti” nasihatnya menciptakan hatiku berdebar-debar.

Aku melamun mendengar perkataan umi, saya pun sangat menyesal tak pernah mendengarkan pesan yang tersirat umi.

“ Cepatlah bersiap-siap, Abi sudah menunggumu dari tadi” perintahnya tegas padaku.
“ Abi?? Bukannya Abi sudah berangkat kerja? Tanyaku keheranan.
“ Hari ini Abi berangkat jam 7, jadi kau bisa berangkat bersama Abi, cepat bersiap nanti Abi juga bisa terlambat” terperinci umi sambil pergi untuk mempersiapkan sarapan.

Setelah selesai, saya pergi bersiap untuk sarapan. Sesudah itu, segera saya berangkat sekolah dan tak lupa mencium tangan umi sambil mengucapkan salam. Abi mengemudikan kendaraan beroda empat sangat cepat, jarak rumah ke sekolah tidak mengecewakan cukup jauh dan untungnya, sekolahku dengan daerah kerja Abi tidak mengecewakan berdekatan jadi kemungkinan Abi pun tak akan terlambat masuk kerja. Ketika di mobil, Abi tak berbicara sedikit pun, Abi terus saja melihat ke arah jam. 

“ Hmmm abi saya boleh tanya sesuatu?” Tanyaku pelan.
“ Iya boleh tanya apa nak?” Jawabnya singkat.
“ Kalau kita berniat sholat shubuh, tapi malah kesiangan, bagaimana? Tanyaku aib sekali.
“ Kenapa? Kamu kesiangan sholat shubuh lagi? Tanyanya tegas.
“ Iya Abi... Yang kemarin aja belum di ganti, eh kini malah kesiangan lagi” 
“ Sebaiknya segera kau qodo di waktu itu juga, namanya orang kesiangan kan bukan hal yang disengaja. Tapi, kejadiannya, kau sudah umi bangunkan dari shubuh, tidak segera bangun, alhasil malah mimpi jelek kan? Jelasnya.
“ Kok Abi bisa tahu?” Tanyaku keheranan.
“ Umi tadi bilang sama Abi! dengar ya nak, sholat itu penting apalagi sholat wajib ketinggalan satu waktu saja, kau akan rugi besar dunia dan alam abadi apalagi hingga sengaja meninggalkannya” pesan yang tersirat abi yang terperinci dan lugas, semakin menciptakan hatiku tidak tenang. 

Tabungan Untuk Umi dan Abi  Karya Deuis Pebria

Tidak terasa percakapan kami memakan waktu yang cukup lama. Dan alhasil hingga di sekolahku. “ lain kali jangan kesiangan lagi!!” Abi mengingatkanku kembali. “ iya abi” jawabku sangat pelan saya takut temanku mendengarnya. Lalu, Aku mencium tangan abi dan mengucapkan salam. Abi pun segera pergi berangkat kerja. “ anak Macam apa saya ini, tidak mensyukuri bahwa umi dan abi sangat sayang padaku, mereka tak henti-hentinya menasihati ku, tapi saya sering tak mendengarkannya” menggerutu dalam hati. Aku pun berjalan menuju kelas dan masih saja meratapi perbuatanku selama ini. Ketika saya melihat ke arah mading, disana ramai sekali.

“ Nisaaaa.... Siniiii” panggil salah satu temanku berjulukan maya anaknya cantik, baik, bawel, humoris, dan pintar.
“ Ada apa??” Segera saya berjalan menghampirinya.
“ Coba lihat ini bagus untukmu” sambil memperlihatkan ke salah satu kertas yang berisi perlombaan hafiz Alqur’an.
“ Pantas saja ramai ternyata ada perlombaan” ucapku singkat.
“ Kamu ikutan yaaa?” Bujuk maya padaku.
“ Kenapa harus aku, kau saja yang ikut lomba” jawabku ketus.
“ Belum ada satu juz pun yang saya hafal, disini tertulis persyaratan mengikuti lomba minimal sudah hafal 5 juz, kau kan insyaAlloh 15 juz sudah hafal” jelasnya sambil tersenyum.
“ Dari mana kau tahu jika saya bisa menghafal 15 juz alqur’an?” Tanyaku keheranan padahal saya tidak pernah menceritakan kepada siapapun hanya umi dan abi saja yang tahu.
“ Kamu ingat gak waktu pertama kali masuk sekolah, kita pernah di test membaca Alqur’an? Lalu, ibu Sukma menyuruhmu tanpa melihat Alqur’an dan MasyaAlloh kau sangat hafal baca’annya hingga tajwidnya juga bagus banget” pujinya. 
“ Hehehe... Sudahlah.. Tapi, bagaimana kau bisa yakin jika kini saya sudah hafal setengah juz?” 
“ Ya elah.. Itu mah simpel banget, dari cara ngomong aja udah keliatan jika kau sering baca Alqur’an, makanya saya yakin banget niscaya kini kau sudah hafal setengah juz atau sudah 30 juz ya?” Paksanya membuatku harus mengakui.
“ Belum kok.. Do’akan saja ya” jelasku singkat
“ Makanya kau ikutan ya, saya yakin niscaya kau Menang, kau gak mau mengasah kemampuanmu? Aku pernah mendengar ceramah dari seorang ustad ia memberikan sabda Rasulluloh SAW  : ”Siapa yang membaca Al Qur’an, mempelajarinya, dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari kiamat. Cahayanya menyerupai cahaya matahari dan kedua orang tuanya dipakaikan dua jubah (kemuliaan) yang tidak pernah didapatkan di dunia. Keduanya bertanya, “Mengapa kami dipakaikan jubah ini?” Dijawab,”Karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Al Qur’an.” (H.R. Al-Hakim)…” begitu nis penjelasannya, maaf ya gak ada maksudku menggurui, kau gak mau mempersembahkan jubah kemuliaan buat kedua Orangtuamu nanti nis? Itu bisa jadi tabungan Akhirat buat umi dan abimu loh nis termasuk kau juga?” Bujuk dan nasihatnya menumbuhkan semangatku.
“ Hmmm... InsyaAlloh saya ikut. Kamu  juga jangan cuma nasihatin saya doang” sindirku halus.
“ Sebenarnya saya juga mau ikutan tapi.. Aku kan belum hafal satu juz pun nis, InsyaAlloh jika nanti ada kesempatan saya ikut” 
“ Ya sudah.. Aku do’akan agar kau juga bisa menghafal 30 juz sekaligus Aaamiiiin”
“ Aaamiiiiin ya Alloh ya Robbal Alamin.. Cepat daftar ke bu Sukma ( guru PAI) pendaftarannya besok paling telat lho” 
“ Iya.. Tapi kau antar saya ya saya aib soalnya hehe” 
“ Huuuu iya iya nanti saya antar, apa sih yang enggak buat sahabatku ini” sambil memeluk pundakku
“ Apa sih kau tuh Lebay” ucapku ketus. 

Lalu, saya pun segera mendaftarkan diri mengikuti perlombaan, ternyata berbagai yang sudah mendaftar, saya berada di urutan paling bawah. Alhamdulilah ada berbagai yang berminat mengikuti perlombaan ini. Hadiahnya memang cukup menggiurkan. Juara III hadiahnya uang sebesar 1 juta + 1 buah Alqur’an beserta tajwidnya, juara II hadiahnya uang sebesar 2 juta + 1 buah Alqur’an beserta tajwidnya, juara I hadiahnya uang sebesar 4 juta + 1 buah Alqur’an beserta Tajwid dan akan diajak ke Kairo selama 1 bulan untuk mempelajari Alqur’an lebih dalam lagi bersama hafizh Alqur’an yang lainnya. MasyaAlloh.. Tapi, saya berniat mengikuti lomba ini bukan untuk berlomba-lomba mendapatkan hadiah, melainkan untuk mengasah kemampuanku dan agar ini menjadi tabungan untuk kedua orangtuaku kelak. Kalau menang atau kalah itu urusan belakangan yang terpenting ikhtiar dan berdo’a dulu, jangan lupa do’a dari kedua orangtua itu lebih penting dari segalanya. 

Sesampainya dirumah, saya meminta izin mengikuti lomba hafizh Alqur’an kepada Umi dan Abi, mereka sangat mendukung bahkan mereka membelikanku Alqur’an yang sangat lengkap ada tafsir dan Tajwidnya lagi. Aku pun sangat bersemangat mengikuti perlombaan ini. Hari demi hari telah ku lewati, dan Akhirnya perlombaan itu tiba. Lokasi perlombaan itu, berada di mesjid sekolahku. Aku pun sangat deg-degan dan gugup, niscaya banyak yang melihatnya.

“ Aduuuuuh kok tiba-tiba perasaanku jadi gak karuan gini.. Aku gugup may” ucapku sambil mondar-mandir dan memegang dadaku.
“ Bismillah ya nis, tenangkan dirimu jangan gugup” ucap maya yang berusaha menenangkanku. Tak usang kemudian,  seorang ustad yang tak lain yaitu panitia perlombaan itu memanggil namaku. Hatiku semakin berdebar kencang tubuhku mendadak panas dingin.
“ Nis... Giliranmu ayooo semangat ya jangan lupa bismillah” maya yang selalu menyemangatiku saya pun tak ingin membuatnya kecewa, saya pun bangun dan bersemangat
“ Bismillah.. Do’akan saya ya may” sambil ku pegang tangannya dan ia pun memegang tanganku. 
“ Pasti saya do’akan nis.. Kamu bisa kok semangatt ya” lagi-lagi ia menyemangatiku. Aku pun segera memasuki mesjid dan salah seorang panitia muda mempersilakan saya masuk dan menunjuk ke arah mimbar. Ku berdiri diatas mimbar, ku lihat berbagai juri dan panitia dan semua teman-temanku menyaksikan perlombaan ini. Ketika ku mulai membacanya, hatiku terasa hening dan rasa gugup itu pun hilang seketika. Aku tak menghiraukan orang-orang di sekelilingku, saya terus saja menikmati lantunan ayat demi ayat yang sedang saya bacakan. 

Pikiranku pun terasa jernih, kudengar suaraku begitu lirih dan merdu. Tak terasa air mata ini bercucuran dengan sendirinya. Setelah juri mengetesku dengan sambungan ayat,  Alhamdulilah saya bisa menjawabnya dengan lancar. Dan lomba itu pun telah selesai. Sekarang saatnya pengumuman pemenang hasil evaluasi para juri, saya merasa tidak yakin jika saya akan menang, soalnya penerima yang lain jauh lebih baik dariku. Tapi, saya pun teringat pertama kali saya berniat mengikuti perlombaan ini jadinya saya tidak merasa khawatir lagi. Ketika ku dengar namaku disebut dengan meraih peringkat ke dua dari 156 penerima Aku pun tak menyangka jika saya bisa memenangkan hafizh Alqur’an meskipun hanya meraih juara kedua. Dan juara pertama di raih oleh rian sahabat sekelasku, rian memang pantas menerimanya. 

Alhamdulilah kemenangan ini sebagai hadiah atas usahaku selama ini, dan ku persembahkan kemenangan ini untuk umi dan Abi.... 

Profil Penulis:
Nama                   : Deuis Pebria
Umur                    : 21 tahun
Hobi                     : memasak, menulis, menggambar, nyanyi, dll.
Cita-cita                : ingin menjadi pengusaha
Alamat Facebook : Deuis Pebria 

Advertisement

Iklan Sidebar