Soulmate Karya Sri Lestari

Info Populer 2022

Soulmate Karya Sri Lestari

Soulmate  Karya Sri Lestari
Soulmate  Karya Sri Lestari
SOULMATE 
Karya Sri Lestari

Namaku Tamara, meskipun saya tak bisa melihat ketika ini, tapi saya senang lantaran mempunyai orang-orang yang begitu mencintaiku. Aku sangat suka melihat awan. Dulu ketika kedua mata ini masih bisa disentuh oleh cahaya-cahaya terang dari sang mentari. Aku selalu berada disana, di daerah dimana saya selalu terjaga dengan seseorang yang membangkitkan hati ini. Meskipun saya sadar, bila dulu dan kini kini telah jauh berbeda.

Tapi tidak dengan perasaanku ini. Semuanya masih tetap sama. Aku sama menyerupai kalian yang pernah mencicipi jatuh cinta dan sakit hati. Dan itu tidak jauh lebih baik dengan kehidupanku yang ketika ini. Awalnya saya tak berfikir untuk meninggalkan perasaan ini. Namun ketika saya sadar dengan keadaanku yang ketika ini, semua impian telah hilang dan keinginan untuk pergi jauh dari perasaan itu semakin besar lengan berkuasa padaku.

Aku masih bisa berjalan dan mendengar. Aku masih sering tersenyum ketika seseorang menyapaku ketika melewati jalan yang sering saya lalui setiap harinya. Meskipun dengan tongkat, tapi setidaknya saya tak membebani orang lain untuk melaksanakan aktivitasku.

Aku masih bisa mencicipi kehangatan sinar matahari yang meresap ketubuhku, dan saya sangat bersyukur. Aku pernah mencicipi sakit hati. Dan hingga ketika ini saya hingga lupa bagaimana rasanya. Karena hal yang menyakitkan itu sering tiba dalam kehidupan..

Akan tetapi, untuk terakhir kalinya juga saya masih mengingat bagaimana rasanya mengasihi seseorang. Sampai detik dimana saya tak lagi pantas untuk tetap mencintainya. Aku selalu merasa jatuh cinta bagi seorang gadis buta sepertiku ini, hanyalah sebuah kisah yang tak nyata.

Berbeda jauh dengan masalalu. Bahkan setiap harinya saya bisa menyampaikan pada diriku bila saya telah jatuh cinta padanya...


#Flashback#

Hari ini, saya merasa dilema, seseorang telah saya kenal satu tahun belakangan ini mengutarakan perasaannya padaku tanpa bertatap muka. Dan seseorang yang mengenalku jauh lebih usang juga mengutarakan perasaanya padaku dihari berikutnya..

Aku yang terpaku didepan Billy ketika mengutarakan perasaannya padaku begitu terkejut. Aku dan billy, kami mengenal semenjak usang ketika masih Sekolah Menengah Pertama hingga ketika ini kekerabatan kami sebagai seorang sahabat tetap terjaga. Kejadian menyerupai ini memang sering terjadi.. Seorang sahabat yang mengaku mencintaiku. Meski sorot mata itu tidak menggetarkan hatiku, entah kenapa saya tak kuasa menolaknya dan berkata Ya untuk menjadi kekasihku. Aku bahkan bisa mengabaikan perasaan yang kurasa ini ialah gejala cinta pada Natan, seseorang yang juga mengutarakan perasaannya padaku lebih dulu daripada billy.

Natan sama sekali tak bisa menyembunyikan rasa kecewanya dariku, bahkan lewat seorang sahabat dekatku Ve diapun mencertiakan apa yang ia rasakan ketika saya dan billy telah menjalin hubungan. Namun etelah ini kekerabatan kami masih terlihat baik.. Natan ialah laki-laki cukup umur yang saya cintai. Dan saya masih bersembunyi dari rasa cintaku padanya.

Kesedihanku dimasalalu membuatku sedikit depresi dan sempat menutup diri, terutama hatiku. Kesalahanku mengakibatkan billy sebagai seseorang yang kupikir bisa menghapus kesedihan itu ternyata SALAH. Dua tahun saya dan billy bersama.. Aku dan billy, kami berdua masih menyerupai seorang teman. Kadang kami bertengkar kemudian baikan lagi menyerupai bagaimana di alami pasangan lainnya.

Teman tetaplah teman. Aku rasa tak akan lebih kecuali menjadi seorang sahabat ataupaun saudara. Semakin sering saya berada didekat billy. Semakin saya menyadari bila saya tidak mencintainya. Dan semuanya terasa begitu hambar. Sedangkan natan masih terjaga sendiri dan bersembunyi dari rasa kecewanya menyerupai bagaimana saya ketika ini

Aku pernah mencicipi sakitnya dikhianatin dengan seseorang yang pernah saya cintai dimasalalu. Bahkan kekerabatan kedua orangtuaku yang berakhir sudah cukup membuatku jerah. Tapi ada rasa sakit yang lebih kini saya rasakan. Yaitu menyembunyikan perasaan cinta pada seseorang yang jelas-jelas hampir menjadi milikku.

Bahkan berpura-pura cinta dan menjalin kekerabatan dengan orang yang sama sekali tidak saya cintai. Hubungan yang telah saya pertahankan dua tahun sudah, alhasil telah berakhir. Bahkan billy-pun terlihat pasrah pada keputusanku, meski dari sorot matanya penuh kekecewaan.

Aku telah menyakiti billy. Tapi ketika itu saya benar-benar buntu tak tahu harus berbuat apa selain mengakhiri kekerabatan kami yang penuh dengan kebohongan.

Berakhirnya hubunganku dengan billy sebagai seorang kekasih. Bahkan telah berakhir juga hubngan kami sebagai seorang teman, dan itu bukan sama sekali harapanku. Dan bukan hanya billy yang mencicipi sakit itu, begitupun aku!!

Enam bulan berlalu..

Billy tak sama sekali pernah menemuiku atau mengontekku. Begitupun sama halnya denganku. Mungkin kami memang perlu waktu. Waktu untuk mencari jawaban dari keputusanku.

Aku dan perasaanku masih tetap sama pada natan Hubungan kami masih sangat baik, meski sudah tak lagi bertemu.. Berbeda dengan billy dan saya yang kini saling menjauh. Sejak dulu mungkin billy-pun juga mencicipi rasa sakit yang sama denganku. Aku hanya bisa mengambarkan perasaanku sebagai seorang sahabat kepadanya bukan sebagai seorang kekasih. Dan lantaran itu billy selalu berpura-pura menjadi laki-laki yang tak peka dan membuatku jenuh. Dan keputusan mengakhiri kekerabatan kami berdua mungkin memang sudah sangat tepat.. Kami saling menyembunyikan perasaan itu Hingga pada titik dimana saya tak bisa lagi membendung rasa itu,dan mengakhiri semua kebohongan ini.

BIlly, sosok itu. Aku tak pernah tau lagi tentangnya hingga detik ini. Dan Natan, Tentangnya, saya begitu tau dan selalu ingin tau tentangnya Bukankah ini yang dinamakan CINTA. Tapi natan, Dia masih tetap bersembunyi dari perasaannya. Dan AKU, Sendiri masih suka menatap awan yang berjalan dilangit.. Dan di setiap kali saya melihat awan yang bergerak lantaran hembusan angin, saya begitu terbawa suasana dan mengingat perasaanku yang kini jauh untuk menjadi aktual pada natan

Seandainya saja saya bisa mengulang waktu itu. Mungkin kehampaan ini tak akan ada. Tapi percuma penyesalan itu selalu singgah dipikiranku, lantaran semua tak akan pernah berubah.

Billy yang kini masih terus menjauh dari hidupku. Dan natan yang masih bersembunyi dari perasaan kecewanya padaku.

Dan aku, Berdiri dalam kehampaan dan penyesalan lantaran sudah menyakiti perasaan mereka bahkan perasaanku sendiri.

Namun saya tidak pernah letih. Seperti awan yang selalu sabar menanti angin meskipun angin tak selalu melihat keberadaannya. Awan selalu setia kepada angin lantaran anginlah yang bisa membuatnya bergerak, meskipun angin terkadang terlihat sangat egois kepadanya Awan tak akan mengelak pada takdirnya, yang memang harus selalu menanti sang angin datang.

Soulmate  Karya Sri Lestari

Begitupun perasaanku pada natan. Meskipun natan kini selalu bersembunyi dalam rasa kecewa dari cintanya padaku, saya akan tetap menunggu. Aku akan menunggu ketika dimana takdir berpihak pada kami untuk bersama

Satu tahun-pun berlalu..

Aku tak bisa memendam usang lagi perasaan cintaku ini yang telah saya sadari hadir semenjak lamanya dan gres kuyakini pada natan.

Sore itu..

Tempat dimana saya berdiri ketika ini, entah kenapa suasana hatiku begitu tak tenang. Berbeda dari biasanya, saya menatap awan dengan hati yang tak tenang. Seolah semuanya terasa gelap!? Hari dimana saya akan mengutarakan perasaanku pada sosok yang selama ini selalu hadir dipikiranku dan menetap dihatiku.

Natan. Aku akan mengungkapkan perasaanku padanya hari ini. Di sebuah danau daerah saya menunggunya yang tak kunjung datang. Mataharipun hampir terbenam. Aku masih terjaga dan menunggunya dengan perasaan cemas.

"Tam.. " Panggilnya dengan lembut dan akupun menoleh.
"Hay apa kabar?? " Tanyanya.. Aku-pun menyambutnya dengan senyuman, danbalk menanyakan kabarnya.

"Aku, saya baik. Kamu ?"kataku dengan gagap.

Natan hanya tersenyum, dan tanpa basa-basi lagi natan menanyakan wacana pertemuan ini. Natan tak bisa menyembunyikan perasaannya dariku meski tak mengutarakannya padaku. Aku bisa melihat masih tersimpan rasa rindu padaku dihatinya, lewat sorot matanya yang terus menatap denga lembut. Kami sempat saling tatap cukup lama. Kemudian tatapan itu-pun berlalu lantaran hembusan angin yang menghampiri kami.

Aku dan natan. Kami-pun jadi salah tingkah akhirnya. Dan natan berusaha untuk menghindar ketika itu.

"Kalau kau tak bicara lebih baik saya pergi!" Ucap natan padaku yang masih membungkam.

Aku-pun benar-benar tak kuasa untuk mengutarakannya. Tapi natan yang begitu peka berusaha memancingku untuk bicara dengan membalikan badannya dan ingin pergi, tapi saya menghentikannya.

"Tunggu!! Tunggu natan.." teriakku.

Natan-pun menoleh padaku dan menatap dengan penuh tanda tanya padaku.

"APA?! " Tanya-nya dengan meninggikan dagu.

Meskipun begitu, saya yakin ketika itu ia sedang berusaha menyembunyikan rasa penasarannya. Dan alhasil aku-pun mempunyai keberanian untuk bicara.

"Nataan.. Sebelum saya menyampaikan hal ini, kau harus kesepakatan tidak akan murka dan tidak terkejut." Pintaku padanya. Natan-pun menatapku, dan mengangguk mengiyakan.

"Natan "
"Aku, saya cinta sama kamu..." Ungkapku dengan nada syahdu.

Natan menatapku dengan mata terbelalak dan heran. Keringat hambar menguasai tubuhku, sedangkan natan masih terpaku dan pipinya mulai memerah sama sepertiku. Dua menit berlalu, saya bagai mengungkapkan rasa ini lewat mimpi dan masih harus menemukan jawabannya didunia nyata. Dia menatapku dengan tatapan yang tajam dan penuh kekecewaan seketika. Aku-pun yang melihatnya sangat tak percaya. Natan berpaling dariku tanpa bicara apapun. Dia berjalan pelan menjauh dariku tanpa menoleh sedikitpun meski saya memanggilnya !!

Bukankah ini yang dinamakan KARMA. Balasan cinta natan padaku berupa kekecewaannya dimasalalu. Aku pernah mengabaikan rasa cintanya padaku, dan kini semua berbalik padaku.

Langit telah kehilangan sinar mataharinya. Dan saya masih terjaga ditempat itu.. Aku yang tak bisa berdiri lagi alhasil berlutut dihamparan rumput, dan natan tak menghiraukan aku. Mata ini masih menatap lurus melihat kepergiannya.. Tatapanku masih mengiringi langkah kakinya yang semakin menjauh dariku.

Hati ini terus berkata penuh penyesalan. Rasanya saya tak ingin melihat ia yang menyerupai ini. Berlalu dari hidupku begitu saja. Dan saya tak bisa membisu begitu saja !! Aku mencoba bangun dan berlari mengejar natan yang semakin menjauh. Dan berlari memanggil-manggil namanya meski dengan bunyi yang terdengar pelan baginya.

Dan hari itu, Dimana sesuatu telah terjadi dan merubah hidupku. Apa yang kupikirkan ialah natan. Aku ingin bicara padanya, meski ia tak mau medengar. Sampai sebuah kendaraan beroda empat menabrakku dengan begitu kencang ! Di persimpangan jalan membuatku terpental jauh.

Dan hari itu, Dimana hari terakhir saya melihat wajah seseorang yang saya cintai. Dimana hari terakhir saya sanggup melihat awan yang berjalan beriringan tertiup angin. Dimana ketika saya melihat kekecewaan dari wajah itu, meski sebelumnya saya melihat cinta dari sorot matanya..

Aku pernah bermimpi sebelumnya. Melihat rembulan begitu terang menyinariku. Tiba-tiba cahaya rembulan itu seketika redup dan saya tak bisa lagi melihat cahaya terang rembulan itu. Sesuatu telah terjadi padaku. Dan ini ialah hal terburuk dalam hidupku. Kecelakaan itu telah merebut sesuatu yang sangat berharga yang saya miliki. Aku hidup dengan penuh kegelapan.. Kini melihat diriku sendiripun dalam cermin saya tak mampu.

Namun wajah natan selalu bisa hadir dalam bayanganku. Aku masih selalu ingat sorot mata indah itu. Meskipun kini saya tak lagi bisa melihat eksklusif indahnya sang awan ketika sore hari, tapi saya masih mengingat gerakan indahnya itu ketika tertiup angin dalam bayanganku

Enam bulan berlalu sehabis tragedi pahit itu..

Aku tamara. Aku masih mengasihi natan hingga ketika ini. Aku masih mengingat indahnya sorot mata itu. Dan saya sudah tak berharap lagi untuk bisa mempunyai natan seutuhnya dalam hidupku. Cinta seorang gadis buta yang tak bisa melihat sepertiku ini, kurasa hanya milikku sendiri. Tak perlu tanggapan cinta darinya.. Aku hanya perlu memejamkan kedua mata dan membayangkan saat-saat sorot mata kami berhadapan dihari yang tak terlupakan. Dan saya merasa bahagia.

Meskipun tak bisa melihat, dan harus memakai tongkat dalam hidupku untuk menuntun langkah kaki menyerupai yang ketika ini saya lakukan. Aku memejamkan mata dan menikmati hujan yang mengguyur bumi dan membasahi tubuh ini meski dalam kesendiriran. Hujan telah menyapu semua beban kesedihanku di daerah ini. Tempat dimana saya mengungkapkan rasa cinta kepada natan. Meski natan berlalu dalam hidupku ketika itu. Tapi natan tak pernah hilang dari ingatanku dan dari hatiku.

"Natan ???? " Ucapku, menyadari bila ada seseorang yang memayungiku diderasnya hujan yang mengguyur.

Aku bengong dan berusaha mencicipi kehadiran sosok itu. Karena hanya natan yang memang hadir dalam pikiranku..

Natan berdiri dihadapanku, dan menangis.. Aku tahu itu, dan mencicipi ia begitu dekat.

"Natan??! " tanyaku lagi.
"Iya tam, saya natan" Jawabnya, melawan deras dan kencangnya hujan.

Aku-pun tersenyum dan merasa haru tak percaya lantaran kini natan berada didekatku! Tangan itu menyentuh tanganku dengan lembut dan menggenggamnya erat.

Natan, Dengan erat ia memelukku. Mengutarakan rasa cinta yang menetap dihatinya sangat usang kepadaku, dihari itu.

Aku dan Natan. Apa yang kami rasakan sama.. Dan semua itu tidak akan pernah berubah..

Beberapa menit-pun berlalu.. Hujanpu tak lagi deras dan kami masih terjaga ditempat itu. Tempat dimana saya mengutarakan rasa itu. Dimana ketika natan berlalu dariku. Kini dimana daerah itu menjadi daerah dimana cinta kami menjadi satu. Aku senang meskipun saya tak sanggup melihat wajahnya lagi. Tapi saya masih mengingat terperinci wajah itu dan sorot mata yan begitu indah.

Natan kini selalu disampingku, melewati hari-hari denganku. Dan saya yang tak bisa melihat apapun dan hanya kegelapan dari pandanganku. Kini semua terasa berubah sehabis natan kembali dalam hidupku. Cinta seorang gadis buta yang mengakibatkan tongkat sebagai penuntun jalan, kini telah berubah. Yang kupikir tidak mungkin dan tak akan pernah terjadi. Tapi kini terjadi..

Natan ia selalu disisiku tanpa pernah mengeluh. Cintanya selalu memberiku kekuatan. Sosoknya begitu aktual ketika ini dalam kehidupanku. Karena natan ia ialah Soulmate dalam hidupku.

Profil Penulis:
Sampai ketika ini masing sering menulis dan berkeinginan untuk menulis selamanya
Masih suka memposting cerpen di grup tertutup di akun facebook.

Akun facebook : Rii Lestari Ichiri
Akun twitter     : Sri Lestari adf

Advertisement

Iklan Sidebar