BERHARAP TUHAN LEBIH MENCINTAIKU
Karya Lhatipah Nur A
Perbedaan diciptakan oleh Tuhan di muka bumi ini untuk mewarnai kehidupan mausia, bertoleransi, saling menghargai, dan memunculkan maaf antara manusia. Di dunia ini terdapat perbedaan agama, ras,suku, keyakinan, pandangan, dan pengalaman untuk menciptakan insan saling mengenal akan adanya perbedaan dan saling bersyukur dan memperbaiki diri dari apa yang insan alami. Begitu pula saya yg sangat bersyukur atas limpahan nikmat dari Allah yang selalu mmenyadarkan saya akan Kebesarannya. Hampir saja saya meninggalkannya hanya untuk menyamakan keyakinan. Ya, dulu saya mengikat asmara dengan seorang lelaki berjulukan Yoseph. Kami memang memiliki perbedaan agama, dan kami tahu itu dari sebelum memulai relasi ini. Namun, kami tetap saja memadu kasih sembari berharap akan ada jalan keluar yg indah bagi kami. Aku dan Yoseph bekerja di daerah yang sama, namun dulu kami satu sekolah hanya saja tidak begitu erat hingga dipertemukan kembali. Memulai pekerjaan dengan sobat satu sekolah menciptakan ku merasa lebih nyaman dan tidak canggung. Seiring berjalannya waktu kami semakin erat dan dekat. Kami bekerja di bab yang sama. Setiap hari kami bertemu dari pagi hingga jam kerja usai. Tak jarang kami pergi berdua selepas jam kantor hanya untuk sekedar nonton atau makan saja. Kebersamaan ini menciptakan ku merasa sangat nyaman dan ingin terus mencicipi kenyamanan ini. Tak ku sangka Yoseph juga mencicipi kenyamanan yg sama terhadap ku, dan jadinya beliau mengutarakan isi hatinya pada ku. Tanpa ragu saya mengiyakan ungkapan hatinya untuk menjalin kasih dengan ku tanpa pikir panjang. Singkat kata jalinan asmara kami semakin dalam. Dia sering mengajaku main ke rumahnya. Bertemu orang tuanya. Dia juga tak lupa untuk mengingatkan ku selalu sholat sempurna waktu. Dan pada suatu hari giliran ku mengajaknya kerumah. Ku ajak beliau bertemu ayah dan ibu ku. Sedikit canggung beliau menjawab semua pertanyaan-pertanyaan dari ayah ku. Maklum saya yaitu anak satu-satunya. Tak terasa waktu isya tiba. Ayah mengajaknya untuk sholat berjamaah di masjid. Dengan sopan Yoseph menolaknya dan menyampaikan bahwa beliau bukan muslim. Ya, memang bapak belum tahu dan belum saya beri tahu akan hal itu. Karena saya tahu sifat bapakku yg mungkin akan murka dengan hal ini. Malamnya bapak memanggilku untuk bicara. Ada ibu juga disana. Bapak bertanya akan perasaanku pada Yoseph dengan sopan. Ku jawab dengan agak takut bahwa saya sangat mencintainya dan sangat nyaman di sampingnya. Bapak menghela nafas panjang, melongo sejenak kemudian berkata " anakku, satu saja yang ingin bapak tanyakanpadamu, apakah kau akan meninggalkan Allah mu hanya alasannya yaitu insan yg gres kau kenal? Bapak tidak akan menjelaskan panjang lebar, kau berpendidikan dan sudah dewasa, kau tahu jawabannya."
![]() |
| Berharap Tuhan Lebih Mencintaiku Karya Lhatipah Nur A |
Setelah pertanyaan bapak malam itu saya slalu berfikir keras, lebih banyak membisu dan termenung, memiih tanggapan mana yg benar-benar sanggup kuterima. Yoseph menyadari perubahan perilaku ku. Lalu beliau memintaku jalan simpulan pekan ini.Ku iyakan ajakannya. Pagi-pagi sekali Yoseph sudah menjemputku. Setelah pamit dengan orang renta ku kami pergi. Dia tidak bilang mau mengajaku kemana. Dan jadinya kami datang di gereja. Dia mengajakku ikut dengannya untuk Ibadah. Kami masuk dan saya hanya melongo melihat. Ku amati wajah Yoseph yg begitu khitmat dan khusyuk beribadah. Selesai ibadah beliau mengajaku bicara. Mengutarakan keinginannya untuk menikahi ku. Kutanyakan ihwal perbedaan kita. Dia melongo sejenak kemudian berkata biar saya sanggup ikut dengan keyakinannya atau sebaliknya. Aku melongo usang dihadapannya. Dia berusaha tetap membujukku dengan lembut. Tapi hati ku mulai bergejolak. Pertanyaan bapak muncul lagi di hati dan pikiranku. Kutanyakan pada Yoseph, bagaimana saya atau kau sanggup meninggalkan Tuhan yg sudah usang kita yakini sebelum kita saling kenal?, bagaimana kita sanggup menyakiti hati orang renta kita dengan eninggalkan keyakinan kita?. Yoseph mulai melongo dan menjaga jarak dengan ku. Begitu pula dengan ku. Lalu saya mulai memberanikan diri untuk memulai percakapan lagi. Aku mulai berani untuk menngatakan biar kita berpisah saja. Biar hati kita saja yg terluka bukan orang renta dan keluarga kita yg terluka. Biar kita saja yg kecewa tetapi bukan Tuhan yg kita yakini kecewa pada saya atau kamu. Dengan berat hati Yoseph mengiyakan kemauan ku. Aku pun resign dari kantor biar keyakinan ku tak goyah lagi. Aku mulai menjauhkan diri dari Yoseph dan mendekatkan kembali hati ku pada Tuhan. Mengharap Allah bis lebih mencintaiku sebagai hambanya yg taat,
Profil Penulis:
Mahasiswi semester simpulan di universitas swasta di pinggiran solo yg sedang berusaha menuntaskan kuliah dan hidup senang dengan cara yg baik. fb; Lhatipah Nur Azijah
Advertisement
