Ketika Takdir Memisahkan Kita Karya Nur Afnhy Aripin

Info Populer 2022

Ketika Takdir Memisahkan Kita Karya Nur Afnhy Aripin

Ketika Takdir Memisahkan Kita  Karya Nur Afnhy Aripin
Ketika Takdir Memisahkan Kita  Karya Nur Afnhy Aripin
KETIKA TAKDIR MEMISAHKAN KITA
Karya Nur Afnhy aripin

Hujan turun lagi, seakan mengingatkanku pada satu kenangan yang memilukan, kenangan yang lebih dua tahun ini ku coba untuk melupakannya namun entah mengapa setiap hujan turun kenangan itu kembali terekam terperinci dalam memori otakku. 

DUA TAHUN YANG LALU

Hari ini saya kesal dengannya sudah dua hari beliau menghilang, membuatku khawatir. Yah, khawatir siapa coba yang nggak bakalan khawatir jikalau telfon gue nggak diangkat sms nggak diblas bahkan bbm gue cuma di read doang. 

"Kamu kemana si sayang"bisik batinku

Sayang, yah beliau memang kekasihku, orang yang paling kucintai sealam semesta. Namanya vino, beliau perjaka terkeren, terganteng, termanis, terpintar, bahkan yang paling paling gue suka dari beliau kehebatannya dalam bermain basket, soalnya setiap beliau lempar bola ke keranjang niscaya masuk ke keranjang bahkan dikala beliau mengambil alih bola basket nggak ada yang dapat merebutnya kecuali jikalau beliau mengopernya heheh.  Namun yang disayangkan darinya yah, apalagi sifat permanent cowo 

"Nggak peka", . . 

Gue pacaran ama viko gres 2 bulan sih,  2 bulan gue jalan in korelasi gue dengan normal ama dia, yah menyerupai kesekolah bareng, pulang sekolah juga bareng, ke bioskop, dinner pokoknya normal normal aja tapi entah mengapa kini viko udah masbodoh udah 2 hari. Bintang telah menghiasi angkasa pantulan cahayanya menuju ke bulan hingga memancarkan cahaya indah. 

Setelah berfikir beberapa kali saya harus pergi ke rumah viko untuk memastikan keadaannya, meskipun hati agak sregkk takut jikalau orangtuanya menanyakan saya siapa nya viko, nggak lezat juga jikalau gue bilang pacarnya viko, dianggap apa saya nanti pr yang nggak pernah diundang untuk tiba kerumah pacarnya malam malam. Namun, . . 

"Ah, masa bodoh"kataku dengan lantang

Aku kemudian bergegas kerumah viko, kuketuk pintu rumah viko namun tak ada respon, bahkan salamku saja tak ada menjawab hingga sampai kutendang pintu rumahnya barulah ada respon. 

Ketika Takdir Memisahkan Kita  Karya Nur Afnhy aripin

"Maaf yah, mba cari siapa?"tanya pembantu viko
"Viko"jawabku
"Maaf yah, mba den vikonya nggak ada"kata pembantu viko dengan mata yg berkaca kaca. 
"Emang viko, dimn sekarang, ?K"kataku dengan khawatir
"Den viko kini ada dirumah sakit, beliau mengidap penyakit leukimia stadium 4"katanya sembari mengusap airmatanya yang bercucur dipipinya. 

Aku jangan tanya bgmn reaksiku mendengar itu air mataku tak kalah detadnya dengan air mata pembantunya viko, sembari berlari meninggalkan beliau yang masih berdiri kebingungan menatap kepergianku. 

Aku berlari dengan kencang tujuanku hanya Satu yakni ke Rs. Harapan jaya, meski belum sempat bertanya kepada pembantu viko ihwal dimana Viko dirawat, tapi saya yakin viko niscaya di rawat di Rs. Harapan jaya. 

Aku sudah kelelahan berlari namun perjalananku masih Jauh, saya berhenti sejenak mengatur nafas kemudian melanjutkan perjalananku namun sial hujan turun begitu deras, namun saya tak mungkin berhenti untuk berteduh  atau kembali kerumah viko saya harus meneruskan langkahku menembus hujan seorang diri ditengah gelapnya malam dan 

BRUGKKK 

Aku tertabrak badanku terpental jauh beberapa meter dan mendarat sempurna di tengah jalan dan tak sadrkan diri dengan darah yang mengalir. 

1 Hari berlalu

Aku terbangun dari komaku, dengan perasaan yang terkejut ibuku sudah ada disampingku dengan mata sembab alasannya air mata yang terlalu banyak ia keluarkan krnku. 

"IBU, Kita ada dimana"tanya ku lemah
"Kita kini ada dirumah sakit"jawab ibuku sembari mengusap air matanya

Mendengar perkataan ibuku, saya segera bangun kulepaskan infusku yang masih melengket di tanganku, sembari berlari keluar sembari bertanya kepada para suster yang kutemui di Rs, namun tak ada yang mengenal ada pasien yang namanya viko prasetya. Aku hampir putus asa, hasilnya saya memberanikan diri bertanya pada orang renta viko melalui telfon namun, . , 

SREGKKK

Hatiku hancur, hatiku perih, hatiku terluka, dan hilang separuh mendengar tanggapan yang dituturkan oleh ibu viko. 

"Viko telah pergi, bahkan beliau mencarimu vina, namun sayang kami mencarimu kerumahmu namun kamu tak ada, kamu kemana??"

Belum sempat kujawab pertanyaan ibu viko, kututup telfonnya kemudian menangis sekeras kerasnya, saya kecewa mengapa takdirku seburuk ini. Oh yang kuasa jaga beliau untukku disurgamu. 

Profil Penulis:
Nama:Nur AFNHY Aripin
Alamat:pinrang
tanggal lahir:26 08 2000

Advertisement

Iklan Sidebar