Mata Jiwa Yang Ku Cintai Karya Perempuan Penyair Desa

Info Populer 2022

Mata Jiwa Yang Ku Cintai Karya Perempuan Penyair Desa

Mata Jiwa Yang Ku Cintai  Karya Perempuan Penyair Desa
Mata Jiwa Yang Ku Cintai  Karya Perempuan Penyair Desa
MATA JIWA YANG KU CINTAI
Karya Wanita Penyair Desa

Dalam hidup ini Ia membuat insan dengan jalan yang berbeda dalam setiap helai napasnya. Begitupun dengan cinta. Ketika Ia menghendaki kepada siapa hati ini akan berlabuh, maka terjadilah. Dengan cinta semua akan terasa indah terasa nyaman nan penuh ketenangan. Apalagi ketika cinta tumbuh dari mata hati bukan dari mata penglihatan, pastilah luar biasa bukan? Tinggal mana yang kamu inginkan. Ajaib bila Ia ciptakan insan milyaran lebih dengan skenario kisah cinta yang berbeda. Siapa lagi kalau bukan sutradaranya Sang Pemegang Cinta mempertemukan adam dan Hawa, adalah Allah SWT..

***

Siang memang tampak terik tak mengapa ingin segera lekas hingga rumah melepas dahaga untuk beristirahat dari rutinitas yang mengungkung setiap harinya. Ada sesuatu menarik di hari itu, tidak biasanya saya pulang sendiri seusai kerja mengendarai angkutan umum kemudian bis menuju daerah asalku. Maklumlah motor sedang ada hambatan sedikit. Tapi tak menyurutkan semangatku pulang sesudah sekian usang berada di kota perantauan ini jauh dari keluarga. Jarak memang tak seberapa hanya menempuh waktu 2 jam lebih sedikit saja akan hingga dirumah tercinta. Ini memang bukan kali pertamanya saya memakai transportasi umun semacam angkutan dan bis ya sanggup dibilang kadang kala.

Dalam perjalanan, pak sopir terus fokus dengan kendalinya mengemudikan angkutan umum. Jam membuktikan pukul 4 sore. Senja beranjak merangkak turun menuruni bukit untuk segera terlelap dalam peraduan. Jalanan tak tampak padat merayap kendaraan menyerupai siang hari. Seperti sekawanan burung kembali kesarangnya.

Manusiapun demikian kembali kerumah masih masing. Namun ditengah perjalanan ada yang mengusik pandanganku. Dua orang saling bergandengan sambil melambai-lambaikan tangan di seberang jalan tampaknya hendak butuh tumpangan. Tatapannya kosong memandang lurus sambil membawa tongkat ditangan kanannya, sudah kupastikan ia orang buta. Untunglah sopir ini memilki kepekaan sosial dan merasa simpati dengan mereka.

“Mau kemana mbak sama mas?” tanya pak sopir.
“Mau kursus keterampilan ke LPK Lestari jalan Danau Toba.” Sahut salah seorang.
“Mari saya antar, hati-hati nyebangnya.” Ujar pak sopir.

Mata Jiwa yang Ku Cintai  Karya Wanita Penyair Desa

Sontak saya hanya memperhatikan mereka berdua saling bergandengan. Walaupun mereka sama-sama buta tampak laki-laki itu tetap melindungi perempuan yang menggandeng tangannya. Akhirnya mereka satu angkutan denganku. Heran mata tak melihat tapi begitu tahu bahwa saya seorang laki-laki.

“Mas sanggup geser,” mintanya.
“Silahkan mas..” Sesuatu mengusikku untuk mengajak mereka bercakap-cakap dan melaksanakan interaksi. “Emm maaf nih kok sanggup tahu kalau saya laki-laki. Ngomong-ngomong darimana ini?”
“Dari feeling atau perasaan jadi saya tahu walaupun kadang takut salah. Kami tadi dari rumah mau kursus keterampilan mas. Sebelumnya saya jemput ia dulu dirumahnya,” jawab sang laki-laki berjulukan Fahlan itu.
“Oh, sudah berapa usang kursus. Makara setiap kursus kalian selalu berangkat bareng ya? Maaf saya malah jadi nanya-nanya.”
“Baru 2 tahun ini. Iya kalau mau kursus niscaya berangkat bareng.”
“Berarti sudah kenal ditempat kursus dong?” tanyaku lagi.
“Lebih usang kami satu Sekolah Menengan Atas SLB dulu mas. Ya mohon doanya sebentar lagi kami akan menikah juga.”

Perasaanku begitu bergetar kala melihat mereka. Ada pancaran cinta antara keduanya. Bukan sebab mata penglihatannya tetapi hati, sekali lagi hati.

“Saya heran ketika bertemu orang menyerupai kalian. Bagaimana perasaan itu sanggup ada. Sedang terkadang kalau kita melihat kini orang-orang melihat cinta dari mata penglihatannya?” tambahku menggali pertanyaan lanjut.
“Mudah saja, mata hati sanggup melihat segala yang gelap menjadi bercahaya, segala yang sepi menjadi ramai, segala yang tertutup menjadi terbuka dan sebagainya. Semua akan tampak mas. Saya memang tidak sanggup melihat bagaimana rupa wajahnya sekalipun. Hanya lewat bunyi itu saja. Namun, lebih lagi sanggup membuat saya jatuh hati ada rasa ketenangan, keteduhan dan kekurangan pada kami masih saja tetap saling mendapatkan begitupun sebaliknya. Sehingga sebab kemantapan hati kami ingin membawa hubungan ini ke jenjang pernikahan” jelasnya.
“Syukurlah, saya ikut senang.” Aku membisu sejenak memperhatikan keduanya. Aduhai bila lelaki ini melihat calon istrinya secara fisik tak nampak kurang ia manis dan cantik mengenakan jilbab. Sebaliknya lelaki itu juga memilki badan yang gagah nan ideal. Sudut mataku merasa iri. Selain sebab hingga ketika ini belum ada yang cocok dihatiku, mereka sangat serasi.
“Iya, wah karenanya saya malah kisah panjang lebar hehe.. pada pada dasarnya cinta itu ada disetiap ketika kadang secara sadar, tidak sadar atau tiba-tiba tiba tanpa pernah kita tahu sebelumnya. Ketulusan cinta berasal dari hati bukan mata penglihatan yang terkadang memberi kepalsuan terlebih nafsu. Sekali saja menikmatinya terbawa hawa syaitan dalam bujuk rayu menyesatkan. Bagaimana kalau begitu sudah niscaya menodai cinta. Padahal cinta terlahir suci bukan? Saya berucap begini bukan sebab saya buta tak melihat. Mengerti cintapun tidak tetapi itu bahasa yang saya terjemahkan selama ini.” Tambah Fahlan.
“Sunguh pelajaran berharga bagi saya. Selama ini terlalu silau oleh keindahan fisik semata, pantas saja susah nyari yang pas” kataku.
“Sudah mas tidak apa-apa. Bolehlah mengidamkan sesorang yang lebih tetapi ingat mau sesempurna apapun seseorang itu akan ada sisi kekurangannya tentu harus diterima untuk saling melengkapi. Jalan masih panjang, setiap orang punya kisah hidup yang berbeda. Insyallah dengan perbaiki adab akan menemukan jodoh yang tepat.” Pungkasnya.
“Aaamiin.”
“Mbak mas ini udah sampai.” Pak sopir menyela pembicaraan kami yang tepat selesai.
“Ya sudah mas hingga ketemu di lain waktu.” Sahut Fahlan sambil menjabat tanganku. 

Sigap saya pribadi mengeluarkan uang untuk membayar ongkos mereka. Sekaligus beramal, apalagi kepada orang-orang menyerupai mereka
“Tunggu nggak usah bayar ini mas mbak saya bayarin saja”
“Aduh ngerepotin malah dibayarin terimakasih. Semoga masih sanggup bertemu kembali..” sahut

Eliani sambil tersenyum. Aku masih memperhatikan mereka berjalan masuk ke dalam LPK tersebut. Terlihat keduanya cukup senang dengan pertemuan tak sengaja ini. Aku menghela napas panjang kemudian tersenyum. Orang-orang menyerupai merekalah yang patut dihargai. Luar biasa dalam memahami cinta. Tak memandang keterbatasan fisik ketika hati mereka telah setuju saling berkata “iya” dalam hati mencicipi cinta yang menghujani setiap detik. Bunga-bungan senang sebentar lagi akan mereka rengkuh bersama pada ikrar suci dihadapan-Nya. Semoga senantiasa menerima keberkahan berlimpah untuk keduanya. Aamiin …

***

Senja lamat-lamat meredup dan temaram lampu mulai berjajar. Menyalakan cahaya nan rapi disepanjang jalan. Ini ihwal cinta. Hati tak pernah salah menentukan ketika Ia utarakan cinta. Akan terasa hangat nan lembut menyerupai mentari menyirami bumi… *) 

Profil Penulis:
Nama : Wanita Penyair Desa
Email: Fauladiyah0@gmail.com
Facebook: Fithrotul Auladiya
Instagram : Wanita_Penyair

Advertisement

Iklan Sidebar