KEMBALI KEHILANGAN
Karya Dalili Nabilah
“Bunga, sayang ayo berdiri sholat dulu nak... “.Teriak bunyi ibu sambil menepuk tangan anaknya itu. “Hmm... iya bu”,keluar dari mulutnya sambil beberapakali mengusap matanya yang masih tertutup. Setelah mendirikan sholat berjamaah bersama ibunya. Terdengar langkah kaki mungilnya yang terus berjalan menuju sekolah yang tak jauh dari tempat rumahnya itu.
“Bunga.... Bunga.... Tunggu”, teriak salah satu anak wanita dibelakangnya.
“Seperti bunyi Sera” pekik Bunga.
“Hosh...Hosh” bunyi nafas besar itu sudah di sampingnya.
“Eh Sera kok kau lari-lari gitu sih” ucap Bunga.
“Harusnya saya yang nanya kok kau dipanggilin membisu aja?” jawab Sera.
“Aku cuman mikirin aja hari ini Bapakku akan ke luar dari penjara” jawab Bunga sambil menatap kosong ke arah sahabatnya itu.
“Harusnya kau seneng dong bapakmu akan bersamamu lag?i” jawabnya dengan semanagat.
“Mungkin....”,Kata yang keluar dari ekspresi dari Bunga.
Tringggg....... suara bel sekolah terdengar sangat jelas. Matahari mulai berjalan di atas kepala. Suara larian kaki belum dewasa mulai terdengar berhamburan ke luar kelas mereka. Tak ketinggalan anak wanita berjulukan Bunga itu juga berlari menuju rumahnya. Ibunya yang ada di depan rumah eksklusif berkata “Ayo sayang cepat ganti baju kita mau menjemput Bapak!” begitulah yang keluar dari ekspresi ibu yang menggunakan baju rapi. Bunga dengan cepat mengganti baju dan menggandeng ibunya. Ibu dan anak itu berjalan menuju kantor Polisi yang berjarak sekitar 1 km dari rumahnya.
![]() |
| Kembali Kehilangan Karya Dalili Nabilah |
Ibu dan anak itu masuk ke kantor Polisi dan terdengar.”Selamat Siang bu, ada yang dapat saya bantu?” terdengar dari salah satu polisi itu. “Siang pak kami ke sini mau menjemput pak Riyanto” jawab Ibu. “Tunggu disini sebentar ya bu” bunyi salah satu polisi tersebut. Saat melihat kedepan mata gadis itu berkaca-kaca sambil melihat sesosok pria yang ada di hadapannya itu.”Bapak...” terdengar dari ekspresi gadis itu. “Aku benci Bapak... Bapak jahat ninggali Bunga sama ibu...” teriaknya begitu kencang dan tak terasa air matanya jatuh satu demi satu dari matanya. “Maaf... sayang Bapak memang salah” jawab sesosok pria yang berdiri di hadapannya itu. “Sudah Bunga sayang jangan menangis” sambil menenangkan anaknya. Tak usang sesudah Bapak menandatangani beberapa lembar kertas yang di berikan polisi.
Setelah sampainya dirumah “Bunga maafkan Bapak, Bapak akad gk akan ninggalin Bunga lagi” mengawali pembicaraan tersebut. “Bapak akad ya” terdengar sautan dari Bunga. Senyuman kecil terlihat dari sosok pria yang sedikit berkumis itu. Makan siang pertama kali sesudah 5 tahun yang kemudian terasa begitu indah dengan lauk kangkung kesukaan Bunga.
Adzan subuh terdengar memanggil umatnya. Keluarga kecil itu berjamaah mendirikan sholat subuh.”Bapak yang antar saya ya” ucap Bunga seraya tersenyum kepada Bapaknya itu. “Yasudah ayo berangkat sekarang” balas Bapak. Setelah hingga di depan gerbang sekolahnya Bapak dan anaknya menghentikan langakahnya kemudian Bapak berdiri menghadap Bunga sambil berkata “Bunga hingga sini saja ya” sambil mengeluarkan uang lembar 5000 rb dan menyodarkan pada Bunga. “Bunga ambil juga ini ya”. Seru Bapak. “Terimakasih ya Bapak” seru Bunga dengan semangat sambil mencium tangan Bapaknya dan berlari meninggalkan Bapaknya di gerbang sekolahnya.
Sesudah sekolah Bunga sangat bahagia dan berlari meninggalkan sahabatnya Sera yang sama-sama keluar dari gerbang sekolah. “Bunga tunggu aku” teriak Sera yang tidak di dengar oleh Bunga.
Suara tapak lari Bunga terhenti sempurna di depan rumahnya,ia melihat kerumunan yang sedang berada di rumahnya dan terlihat bendera kuning. Langkahnya mulai masuk ke dalam rumahnya dan dikala badannya sempurna berada di samping pintu masuk terlihat tubuh pria yang sedang berbaring.”Ini bapak” keluar dari mulutnya dan tak terasa air matanya menetes satu demi satu. “Apa yang kini terjadi bukan mimpikan?” tanya anak yang sedang menahan tangisannya “Tidak Bunga bapak mu mengalami serangan jantung” salah satu bunyi dari keruman itu.
“Pernahkah kau kehilangan orang yang sangat kau cintai yang kedua kalinya dan ia tak akan kembali lagi?”
“Pernahkah kau membayangkan sebelum kau mengucapkan kata perpisahan pada orang yang kau cintai ia telah tiada untuk selamanya?...”
“Pernahkah kau dikala kau berlari mendekati orang yang kau cintai tapi ia pergi meninggalkan mu untuk selamanya?...”
“Sekarang saya telah kehilangan Bapak yang saya cintai dan belum mengucapkan apapu padanya...”
“Jika boleh saya memilih,Tuhan beri Bapak umur lebih panjang biar kita lebih usang lagi bersama...”
“Terimakasih Bapak atas semua kasih sayang dan cintamu...”
Profil Penulis:
Namaku Dalili Nabilah. Aku masih bersekolah di Sekolah Menengah Pertama NEGERI 176 Jakarta. Jangan lupa liat Facebookku Dalili Nabilah
Advertisement
