AIR MATA IBU
Karya Noeni indah sulistiyani
Aku, Gadis sampaumur berumur 12 tahun, yang tinggal bersama ibuku.
Aku, Gadis sampaumur yang sudah ditinggal ayah semenjak saya berumur 5 Tahun, saya tinggal di sebuah desa terpencil di Semarang.
Ibuku bekerja sebagai tukang basuh keliling di desa, hidupku pas-pasan namun bahagia.
Matahari sudah terbit, menyinari seluruh kehidupan dibumi, ibu yang sudah berangkat semenjak pukul 06.00 tadi telah menyiapkan sarapan pagi untukku. Usai sarapan saya segera berangkat ke sekolah dengan menaiki sepeda miniku, dijalan saya bertemu beberapa sahabat sekelasku yang menyapaku, akupun membalas menyapa mereka.
Sesampainya disekolah, saya memasuki kelasku yang terdapat didepan Kantor kepala sekolah, beberapa menit berselang bel masuk berbunyi, semua duduk rapi dibangku masing masing, Bu Dwi masuk dengan baju seragam hijaunya, senyuman nrimo menyapa kami yang duduk dikelas.
"Pagi semua"sapa bu Dwi sehabis duduk dibangkunya yang terletak didepan mejaku, ya saya duduk dibangku barisan depan bersama sahabatku Tata.
"Pagi bu"balas kami seisi kelas
"Pagi ini ibu akan membagikan hasil ulangan kalian atau UN,Siap?"Jelas sekaligus tanya Bu Dwi, wajah seisi kelas berubah drastis, semua melihat satu sama lain termasuk saya dan Tata, ketukan menyelimuti hati kami, takut nilai kami jelek, takut nilai kami turun , pokoknya tidak bisa digambarkan dengan kata-kata.
Bu Dwi berjalan menuju mejaku Dan Tata , selembaran nilai hasil y UN ditaruh diatas meja kami, saya tertegun, sehabis bu Dwi meninggalkan meja kami , saya membuka kertas itu , Wow amazing! Tak kusangka nilaiku tertinggi dikelas 6.
"Ri, nilai kau berapa?koq senyum senyum gitu?".
"Alhamdulillah Ta,nilaiku memuaskan".
"Ria kamumah sudah tenang,sudah sanggup sekolah, nilai tinggi"Tata tertunduk sedih, saya berusaha menghiburnya sebisaku.
Saat saya tiba dirumah, ibu telah menyambutku dengan hangat, saya yang tidak sabar eksklusif membicarakan perihal hasil ulanganku.
![]() |
| Air Mata Ibu Karya Noeni indah sulistiyani |
"Ibu gembira sama kamu,tapi maaf ya ibu nggak bisa kasih apa apa buat kamu"permintaan maaf lagi, ibu selalu begini.
"Jangan meminta maaf bu, apa yang ibu berikan untukku telah membuatku senang"ujarku sambil memeluk ibu
"Sayang,ibu bukannya tidak ingin membelikan baju seragam smp buat kau nak,tapi ibu memang belum punya uang"kata kata ibu menciptakan hatiku merasa sedih
"Nggak apa apa koq bu, masuk sekolahnya juga masih lama"aku menahan derasnya air mataku, dalam hati saya hanya berdoa 'ya allah, dzat yang maha agung,engkau maha pemberi , engkau yang maha pemurah, lapangkanlah rezeki keluarga hamba, serta kuatkanlah hati dan keyakinan hamba, aamiin' saya masuk kedalam kamarku, saya menatap foto ayah yang dipajang diatas lemari bajuku.
"Ayah Ria berhasil buat ibu gembira lagi yah, ayah seneng kan, ayah harus senang disana ya, Ria akan selalu berusaha semoga ibu tetap bahagia"begitu ucapanku kepada foto ayah.
Adzan ashar telah tiba, saya mandi kemudian mengambil air wudhu sehabis itu saya sholat ashar, usai sholat ashar saya melanjutkan ngajiku, beberpa ayat telah kubaca,lalu saya menutup qur'anku dan mengucap"shodaqallahul adzim",tak lama ibu tiba dan sholat ashar, kemudian mengaji juga, simpulan akibat ini kulihat ibu sering menangis dikala mengaji dan berdoa , itu terdengar dari suaranya yang terbata-bata
Setelah Sholat magrib saya memperhatikan ibu yang tengah berdoa
"Ya allah, engkau dewa semesta alam, engkau tau apa yang terjadi dimuka bumi ini, ya allah, kalau ini kesalahan hamba, aturan hamba, tapi jangan kaitkan Ria didalamnya, ya allah, lapangkan rizki hamba, semoga hamba bisa memenuhi akad hamba kepada alm. Suami hamba ya allah, selalu mencukupi kebutuhan Ria , Ria tak pernah mengeluh perihal semua ini, tapi hamba tau dalam hati Ria selalu ada impian semoga bisa ibarat sahabat temannya ya allah, hamba selalu berikhtiar kepadamu ya allah, tunjukanlah hamba jalanmu ya allah, aamiin"
Kaprikornus doa itu yang menciptakan ibu selalu menangis dalam Doanya dan dikala ia membaca al-qur'an. Aku tetapkan keluar dari kamar dan menghampiri ibu.
"Apa ini ibu?Air mata?"Aku mengusap air mata ibu , dalam pelukannya tak sanggup lagi kusembunyikan kesedihanku.
"Ria, ibu akan selalu berdoa untukmu nak".
"Ibu,jangan menangis lagi ya, ria tidak dilema koq, semua itu niscaya ada jalannya, allah tidak akan menunjukkan cobaan yang melampaui batas kemampuan hambanya, selalu bersabar dan ikhtiar niscaya sanggup menuntaskan dilema kita"
"Terima kasih Ria engkau yaitu alasan kenapa ibu masih hidup, engkau kekuatan ibu".
TAMAT
Profil Penulis:
Namaku Noeni indah sulistiyani, umurku 12 tahun, saya lahir ditangerang pada tanggal 27 maret 2004, hobiku menulis cerpen, ini bukan cerpenku yang pertama, banyak cerpen yang sudah saya kirim di blog-ku www.cerpennoeni.bloghspot.com/ CerpenNoeni
Alamat Fbku, Noeni Hasim
Advertisement
