MY DADA IS MY HERO
Karya Sri Rahmanita Tamrin
Mohon maaf sebelumnya. Mungkin ini bukan sebuah cerpen, melainkan sebuah dongeng faktual sekaligus curahan hati saya. (Hahaha,lebay dikit gpp)
Sekarang saya sudah duduk dihangku kelas 11 disebuah sekolah MAN Marioriawa. Saya adaalah anak pertama dari 3 bersaudara. Pekerjaan kedua orang renta saya adaalah PNS. Ayah saya menjabat di salah satu sekolah di kecamatan marioriawa. Tapi, kini jabatan itu tidak lagi miliknya. Sebab, dia sudah tidak sanggup lagi melihat sejak operasi padaa matanya. Sebelum dioperasi dia masih sanggup melihat walaupun hanya sebelah dari matanya yang berfungsi lantaran mata kirinya telah rusak parah padaa kepingan retinanya dikarenakan penyakit diabetes yang diderita ayah saya. Saya memang anak yang termasuk manja, apapun yang saya inginkan niscaya dituruti oleh beliau. Tapi, kini saya sangat mengerti keadaaan bahwa saya haruslah berguru berhemat dan mandiri.
Yang paling menciptakan saya duka sekaligus stress berat yaitu, ketika ibu saya berkata kepadaaku " nita, nak kini kau dihentikan boros lagi, belajarlah berhemat, ayahmu sudah tidak sanggup melihat lagi, waktu singkat kedepan dia sudah mengambil PENSIUN DINI, kau harus rajin berguru buatlah kami bangga. Dari perkataan itu saya menangis lantaran kasihan melihat ayah saya, ketika itu juga saya mulai mengerti susahnya hidup.
Ibu saya yang berprofesi sebagai guru harus menafkahi kami sekeluarga , yah ditambah dengan uang pensiun ayah yang tidak seberapa.
![]() |
| My Dada Is My Hero Karya Sri Rahmanita Tamrin |
Tuhan,,,, undangan saya hanya satu. Seandainya mata ini kau butakan sebelah, pindahkan ke mata ayah hamba. Betapa bersyukurnya saya.
Waktu berlalu begitu cepat. Tanggal 2 Mei 2016 merupakan selesai dari usaha ayah menjadai seorang jagoan bagi murid-muridanya dan juga jagoan bagi saya. Perjuangannya kurang lebih 35 tahun menjadai seorang guru, tiba tiba kandas dikarenakan sebuah penyakit yang tidak disangka-sangka.
Tuhan seandainya masa itu masih sanggup terulang. Masa ketika cuma saya dan ayah berduaan.
1. Saya sekolah SD ditempatmu mengajar. Saat itu anakmu ini masih kelas 1. Masih terbekas dalam ingatanku, ketika itu salah seorang muridmu tanpa sengaja membuatku menangis. Saat itu saya melapor padaamu selayaknya anak kecil yang merengek-rengek. Spontan kau memarahi anak itu, semata-mata membuatku herhenti menangis dan tertawa lagi.
2. Di dingklik SD kau menyemangati dan memotivasi untuk rajin belajar. Engkau selalu menjanjikan sesuatu padaaku kalau mendapat rangking dikelas. Ayah kau memang hebat. Kau orang terhebat diseluruh dunia.
3. Saat saya mengikuti lomba tennis meja. Masih berbekas dibenak ini. Hari itu kau sempatkan diri untuk melihat saya. Kamu memang sangat memanjakanku. Tiap adaa perlombaan yang kuikuti, baik itu formal maupun non formal, niscaya kau selalu tiba melihatku dan orang pertama yang memberiku semangat. Berbagai cemilan kau hadaiahkan kepadaaku. Susu kotak, wafer tango, teh kotak , Qitela, gula- gula. Makanan itu lah yang kita makan berdua ketika saya istirahat seusai perlombaan.
Ayah........Sekarang, engkau benar-benar telah pensiun. Awalnya saya tidak sanggup terima. Tapi, kalau terus dipikiroan niscaya akan jadai beban. Gajimu dulu tak ibarat lagi sekarang. Dulu saya sanggup berbelanja semauku, kau selalu memberiku hadaiah di hari ulang tahunku, mengantarku ketempat kursus. Sekarang saya tidak lagi memintamu untuk mengantarku kemana-mana. Tapi doa dan harapanku. Akulah yang mengantarmu kemana kau mau, tidak lagi memakai motor. Tapi akan kusetir mobikku dan mengantarmu kemana yang kau inginkan. Doakan saya Ayah supaya sanggup sukses dan membahagiakanmu kelak. Ingatkan saya ayah supaya sesibuk apapun saya nantinya. Setidaknya mempunyai waktu luang bersama ayah, ibu dan kedua adaikku.
Profil Penulis:
Nama : Sri rahmanita tamrin
Ttl : Panincong, 12 april 1999
Alamat : Panincong
Cita-cita : Pengacara
Hobby : Tennis meja, berdebat
Advertisement
