CINTA DIBATAS ASA
Karya Frans Elka Saputra
“Apa-apaan kau ini? apa kau sudah gila? apa kau sudah tidak bisa mencari pendamping hidup yang lebih baik? Kuliah tidak lulus, eh kini minta nikah sama perempuan malam juga!! Apa masih kurang cukup kau bikin aib keluarga?” Demikian kemarahan terlontar dari seorang bapak terhadap anaknya. Toni yaitu nama anak tu.
“Sudah pak… sudah… sabar..” kata ibu sambil berderai airmata
Toni hanya bisa menunduk dan terdiam, kemudian masuk ke kamarnya
Ya, toni yaitu seorang anak muda yang sebab kemalasannya menciptakan dirinya harus ter-DO dari kampusnya. Kisah cintanya pun tak seindah perasaannya terhadap sari.
Sari yaitu seorang pemandu karaoke disebuah kawasan hiburan malam di kotanya. Sari juga seorang janda dari tetangganya yang sudah mempunyai seorang putra.
Malam berganti pagi. Namun suasana didalam rumah belum berganti. Pagi itu toni akan pergi ke rumah kos sari. Didepan rumah, terlihat bapaknya tengah duduk diteras membaca Koran sambil menghisap rokok.
“Pak, toni pergi dulu sebentar” pamit toni kepada bapaknya
Namun bapaknya hanya membisu dan terus melanjutkan aktivitasnya.
Dengan sepeda motor renta kesannya toni pergi ke rumah kos sari
Sesampai disana, toni menceritakan bencana semalam kepada sari
“Sudah mas.. mas yang sabar.. lagian orang renta mas juga benar.. perempuan menyerupai saya mana mungkin pantas untuk dijadikan pendamping hidup? Aku hanya seorang pemandu karaoke, janda lagi.. ya terang orang renta mas toni tidak akan setuju” ucap sari dengan penuh kesedihan
“Sebenarnya saya juga tidak mau mas kerja dan hidup menyerupai ini. Aku kerja menyerupai ini juga sebab kepepet mas. Aku punya seorang anak yang harus saya hidupi. Apalagi saya tidak pernah sekolah, kalau tidak menyerupai ini bagaimana saya dan anakku bisa hidup? Aku sudah tidak punya sanak saudara lagi, orang tuaku juga sudah usang meninggal.” Tambah sari
“Tapi saya benar-benar menyayangi kau sar.. saya nrimo terima keadaan kau apa adanya” kata toni kepada sari
“Iya mas, saya percaya dan tahu itu. Tapi bagaimana lagi mas? Aku juga tidak mau egois mas. Aku tidak mau sebab korelasi ini, keluarga mas toni jadi berantakan. Terima kasih mas, mas sudah bisa mendapatkan semua kekurangan ku. Itu saja sudah cukup menciptakan saya senang mas” ucap sari sambil meneteskan air mata
“Tidak sari, saya tidak akan menyerah. Aku akan buktikan kepada orang tuaku kalau kau yaitu sosok pendamping yang sempurna untukku nanti.” ucap toni sambil menatap mata sari dengan penuh keyakinan
Tak usang kemudian toni pun berpamitan kepada sari untuk pulang.
Sesampai dirumah suasana pun belum juga berubah.
Waktu memperlihatkan pukul 1 dini hari. Toni terbangun dari tidurnya. Dia masih memikirkan semua permasalahan hidupnya. Akhirnya beliau beranjak dari kasurnya untuk mengambil air wudhu dan kemudian melaksanakan sholat tahajud.
“Ya Allah, berikanlah saya petunjuk-Mu. Aku tidak ingin menyakiti hati orang renta ku. Aku juga tidak mau menyakiti perasaan orang yang saya cintai. Aku nrimo terima semua kekurangannya ya Allah. Aku ingin menjadi imamnya dan membimbingnya kembali ke jalan-Mu ya Allah.” doa toni sambil menangis diakhir sholatnya
Dia kembali ketempat tidur, bukan untuk melanjutkan tidurnya tapi untuk memikirkan jalan hidupnya
“Kalau saya masih menyerupai ini terus, maka saya tidak akan pernah bisa mewujudkan semua keinginanku. Aku harus berubah. “ kata toni dalam hati
Seorang cowok yang dulunya yaitu seorang pemalas kini menjadi seorang laki-laki dengan rasa penuh tanggung jawab.
Permasalahan hidupnya mengakibatkan beliau menjadi sosok yang lebih kuat, lebih tegar, lebih cukup umur dan lebih bertanggung jawab. Dia sadar, kalau memang beliau berjodoh dengan sari, beliau mempunyai anak yang harus beliau bimbing.
![]() |
| Cinta Dibatas Asa Karya Frans Elka Saputra |
Esoknya toni pun pergi kerumah kos sari
“Sari, apakah kau serius untuk meneruskan korelasi ini denganku” Tanya toni kepada sari
“Iya mas, saya serius. Memangnya ada apa mas?” Tanya sari dengan wajah bingung
“Jika saya sudah punya penghasilan, apakah kau bisa untuk tidak bekerja sebagai pemandu karaoke lagi? Insya Allah nanti untuk kehidupan kau dan bagas nanti saya cukupi”
Sari menangis terharu dengan kata-kata toni. Serasa beliau masih tidak percaya bahwa masih ada seorang laki-laki yang bisa tulus mencintainya, bukan memandang beliau sebelah mata.
“Aku tidak mau merepotkan kau mas. Apalagi kalau nanti orang renta mas toni tahu. Nanti malah akan jadi problem lagi” kata sari
“Tidak sari. Ini yaitu caraku untuk mengambarkan kepada orang renta ku kalau saya sudah berubah dan benar-benar tulus menyayangi kamu. Aku ingin membimbing kau dan anak kau kembali kejalan yang benar. Kaprikornus tolong jangan lemahkan niatanku ini. Perkenalanku denganmu bisa mengakibatkan saya sosok toni yang berbeda” ucap toni
“Terima kasih mas, bila memang niat mas toni menyerupai itu maka sari akan selalu mendoakan yang terbaik buat mas.” Kata sari
Akhirnya toni pulang dengan penuh motivasi
Hari terus berganti, namun toni belum juga mendapatkan pekerjaan apapun. Namun beliau tidak putus asa, beliau hanya ingin bekerja mencari uang biar perempuan yang beliau cintai tidak kembali lagi kepekerjaannya.
Tanpa memandang rasa malu, kesannya beliau tetapkan untuk bekerja sebagai tukang bangunan. Orang renta toni tidak tidak mengetahui akan hal itu, termasuk sari. Dan pada malam hari toni juga bekerja sebagai tukang parkir di pasar. Rejeki yang beliau dapatkan selalu beliau sisihkan. Pertama untuk sari dan anaknya, kemudian sebagian lagi untuk beliau tabung.
Pagi hari sebelum berangkat kerja, toni mampir ke kos sari
“Sari, ini saya ada sedikit rejeki buat kau dan anak kamu. Jumlahnya memang tidak banyak, tapi semoga cukup untuk mencukupi kebutuhan kau hari ini.” Ucap toni sambil menawarkan selembar uang kertas berwarna biru kepada sari
“Mas, ini uang dari mana? Apa mas toni sudah bekerja? Kok saya tidak pernah dikasih tahu?? Tanya sari kepada toni
“Alhamdulillah. Insya Allah uang ini halal. Ini yaitu hasil jerih payahku, saya sudah sanggup kerja.” Jawab toni
“Tapi mas toni kerja apa? Dimana?” Tanya sari
“Ya pokoknya ada. Maaf untuk ketika ini mas belum bisa cerita.” Jawab toni
“Jadi hari ini kau nanti tidak akan bekerja kan?” Tanya toni
“Iya mas, sari hari ini tidak akan bekerja” jawab sari
Akhirnya toni berpamitan kepada sari untuk berangkat kerja
Toni setiap hari terus bekerja,tanpa ada yang tahu apa yang beliau kerjakan. Hingga suatu hari ada tetangga toni yang melihat beliau dan menceritakan pekerjaan toni kepada bapaknya
“Pak kini toni sudah kerja ya? Barusan saya lihat beliau di proyek perumahan akrab alun-alun kota pak” kata tetangga itu
“Ah yang benar? Tidak mungkin ah. Paling beliau juga lagi main keluyuran tidak jelas” kata bapak toni
“Benar kok pak, saya tadi lihat beliau dan sempat ngobrol sebentar sama dia” jawab tetangga itu
“Ah, yang benar kamu? Kok beliau tidak pernah dongeng sama saya atau ibunya? Memangnya beliau kerja apa?” Tanya bapak toni
“Tadi sih saya lihat beliau sedang ngaduk semen pak, kayaknya jadi tukang bangunan. Coba bapak lihat kesana sendiri” jawab tetangga itu
“Ah masak sih? Coba nanti saya coba kesana” kata bapak toni
Dengan mengendarai sepeda motor, kesannya bapak toni menuju ke lokasi yang tetangganya ceritakan tadi
Alangkah terkejutnya beliau sesampai disana. Dilihatnya dari jauh ternyata memang benar itu yaitu toni anaknya. Bukan rasa murka atau malu, tapi haru. Itulah yang dirasakan bapaknya. Dia tidak pernah menyangka ternyata anaknya kini sudah jauh berubah. Akhirnya bapak toni pulang dan menceritakan kepada ibunya
Pada malam hari, orang renta toni menunggu beliau pulang di depan rumah. Sambil duduk diteras.
Tak usang kemudian toni pun pulang.
“Assalamualaikum” salam toni ketika mau masuk rumah
“Waalaikumsalam” balas bapak dan ibunya
“Sini duduk dulu” kata bapak toni
“Darimana kamu? Jam segini gres pulang?” Tanya bapaknya
“Toni habis main pak, ke rumah teman” jawab toni
“Teman siapa? Sari?” Tanya bapaknya
“Ti..tidak pak. Toni tidak kesana” jawab toni
“Sekarang kau jujur sama bapak dan ibu kamu, beberapa hari ini apa yang kau kerjakan?” Tanya bapak toni
“Memangnya ada apa pak?” Tanya toni bingung
“Sudah jawab saja nak, kami sebagai orang tuamu cuma pengen kau jujur” kata ibu toni
“Betul kata ibumu. Sudah kini jawab saja” kata bapaknya
Toni menghela nafas sebentar
“Baik pak, bu. Toni akan jujur. Sebelumnya toni mau minta maaf dulu sebab toni sebelumnya tidak pernah dongeng ke bapak ataupun ibu. Kaprikornus beberapa hari ini toni bekerja toni bekerja di lokasi proyek akrab alun-alun kota” kata toni
“Kerja apa kau nak? Tanya ibu
“Kerja sebagai tukang bangunan bu. Dan kalau malam toni jadi tukang parkir di pasar. Maaf kalau pekerjaan toni tidak sesuai keinginan bapak atau ibu. Toni takut mengecewakan bapak dan ibu lagi kalau tahu pekerjaan toni sebenarnya” jawab toni dengan nada pelan
“Terus untuk apa kau hingga rela bekerja menyerupai itu? Apa uang yang ibu kasih kurang? Tanya ibu
“Tidak bu, sama sekali tidak kurang uang yang ibu berikan toni simpan untuk tabungan toni, sebab toni ingin buka perjuangan sendiri bu suatu ketika nanti. Toni bekerja menyerupai ini untuk mengambarkan bahwa toni bisa mandiri. Toni bukan anak manja lagi.” Jawab toni
“Dan juga untuk……….” Toni menghentikan sejenak kata-katanya
“Untuk apa?” Tanya bapak
“Untuk sari pak. Toni ingin sari berhenti bekerja sebagai perempuan malam lagi. Toni betul-betul serius pak ingin meminang sari. Toni ingin membimbing beliau kembali kejalan yang benar. Kaprikornus uang yang toni dapatkan sebagian toni tabung dan sebagian lagi untuk mencukupi kebutuhan sari. Kaprikornus sari tidak perlu bekerja lagi menyerupai biasanya “jawab toni
“Jadi kau jatah beliau setiap hari? Memangnya kau tahu kalau beliau tidak kerja lagi menyerupai itu? Kamu saja kalau pergi pagi, pulang juga sudah malam gini” Tanya bapak toni
“Toni percaya sama beliau pak. Uang yang toni kasih ke sari tidak beliau habiskan, melainkan beliau sisihkan sebagian untuk modal usaha. Sekarang beliau perjuangan jual pakaian keliling pak. Kaprikornus bisa buat tambah-tambah penghasilan. Dan beliau tidak perlu kerja menyerupai dulu lagi. Dan niatnya nanti, toni mau buka perjuangan sama sari pak. Ya warung makan kecil-kecilan pak” jawab toni
“Maaf kalau toni lancang masih bekerjasama dengan sari tanpa sepengetahuan bapak dan ibu. Hubungan toni dan sari itu positif, bisa menciptakan toni dan sari bermetamorfosis orang yang lebih baik. Dan kini ini, toni ingin sekalian minta restu bapak dan ibu. Insya allah toni ingin segera melamar sari” lanjut toni
Ibunya menangis terharu. Melihat kerelaan dan kesungguhan putranya itu. Ternyata anaknya yang dulu manja kini menjadi seorang lelaki yang kuat, tegar, dan bertanggungjawab.
“Apa-apaan ini!!! Melamar melamar… lezat saja !!!” kata bapak dengan nada tinggi
Tiba-tiba suasana yang penuh haru bermetamorfosis penuh amarah
Toni dan ibunya pun pribadi terkejut
“Hahahaha.. bapak hanya bercanda.. Besok ajaklah sari kesini. Biar kenalan dulu sama bapak dan ibumu ini dan kita bahas program lamaran kau baiknya menyerupai apa” kata bapak toni
Dan suasana pun kembali penuh haru bahagia
Toni pun menangis sambil bahagia..
“Baik pak,bu, terima kasih atas restunya” kata toni sambil mencium tangan kedua orang tuanya
“Sudah sana mandi dulu.. terus makan dan istirahat” kata ibu
“Iya bu, toni masuk dulu” pamit toni
Kemudian masuklah toni kedalam rumah disusul kedua orang tuanya
Profil Penulis: -
Advertisement
